DIA TIDAK DICURI SEBAB DIA BANGKIT II


 

Markus 12:30-31 Yohanes 14:21-24 Roma 13:8-10

Mengasihi Tuhan dan sesama itu harus dengan ketekunan. Tidak bisa terjadi begitu saja, tapi harus melalui proses demi proses yang berkesinambungan. Mengasihi Tuhan dan sesama manusia adalah satu perintah utama (Hukum Terutama/Hukum Kasih) yang harus kita kerjakan.

 A. Mengasihi Tuhan

Tuhan telah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yoh 4:10), bagian kita hari ini adalah meresponi kasih Tuhan itu dengan benar dan berkenan kepada Tuhan. Kita memang bisa mengakui adanya Tuhan dalam hati kita. Karena kita dapat melihat kasih dan kebesaran Tuhan yang memelihara hidup kita hari demi hari. Tetapi apakah itu cukup untuk membuat hati kita dipenuhi oleh rasa syukur dan kasih kepada Tuhan sehingga seluruh cara hidup, cara pandang, cara berpikir dan cara bekerja bisa sepenuhnya dipakai untuk mengasihi Tuhan?

Mengasihi Tuhan berarti bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya (hidup menurut perintah-Nya). Perintah-Nya yaitu bahwa kita harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah Allah nyatakan sebelumnya. (1 Yoh 5:3; 2 Yoh 1:6)  Mengasihi Tuhan harus dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan. Kata “segenap” menunjuk pada keseluruhan dan kepenuhan, bukan hanya sebagian atau seadanya. Segenap (hol'-os): seluruhnya, lengkap, sepenuhnya, all, altogether, whole, every whit, throughout, completely (complete (in extent, amount, time or degree)), complete (in extent, amount, time or degree): lengkap (dalam luas, jumlah, waktu atau derajat/tingkatan).

Ini berarti bahwa mengasihi Tuhan (hidup menurut perintah-Nya/hidup dalam kasih) itu harus dengan segenap, sepenuhnya, total out, lengkap/komplit, tidak bisa setengah-setengah. Ada harga bayar, ada yang harus dikorbankan, ada yang harus dipersembahkan. Mengasihi Tuhan tidaklah cukup dengan menyimpan Dia dalam hati kita dan mengakui-Nya. Tapi harus ada komitmen, harus ada yang dikerjakan, harus ada tindakan iman (hubungan 2 arah yang dinamis/terjalin dengan intim). (Yoh 21:15-17)

Mengasihi Tuhan harus ditunjukkan keluar melalui segala sikap dan pandangan hidup kita, melalui segenap pikiran kita dan semua yang kita kerjakan.  Hati yang bersyukur saja tidak cukup untuk menyatakan kasih kita kepada Tuhan! Harus ada yang kita kerjakan dalam menghidupi kasih yang telah kita terima itu (make every effort/melakukan segala upaya). Bahkan di Yosua 23:11 dikatakan kita harus bertekun Mengasihi Tuhan Allah demi nyawa kita. Ini berarti mengasihi Tuhan itu tidak bisa asal-asalan, semau kita, sembarangan, sekedar saja, karena ini berhubungan dengan nyawa kita. Di 1 Kor 16:22, Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah (celaka) ia.

B. Mengasihi Sesama

Kasih karunia yang menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa (Efesus 6:4) itu yang akan memampukan kita mengasihi sesama kita. Mengasihi sesama bukan dengan kekuatan diri sendiri, tapi dengan kekuatan kasih karunia Allah di dalam pertolongan Anak-Nya, Yesus Kristus. Kita harus mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Jika kita begitu menghargai diri kita dan memperlakukan diri kita dengan penting, maka kitapun harus memperlakukan sesama seperti itu.

Kasih kepada sesama harus dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah. (2 Korintus 1:12) Alm. Bpk. Gembala Sidang pernah ajarkan bahwa KASIH itu MENJANGKAU KELUAR. Dalam kasih itu ada 2 pihak: Pemberi Kasih & Penerima Kasih. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia adalah satu paket komplit/satu kesatuan. Kita dapat saja melakukan sesuatu tanpa kasih, tapi kita tak dapat mengasihi tanpa melakukan sesuatu. Tuhan Yesus menolong kita semua.

-Ibu Dkns. Erlis

 

Komentar

Postingan Populer