Healthy Inside, Fresh Outside
Familiar
dengan judul ini? Ya, ini adalah slogan dari salah satu produk minuman
bervitamin. Kenapa ada produk ini? Karena ada manusia yang lengah/kurang peduli
dengan kesehatannya. Kita tahu, jika tubuh tidak terpenuhi gizinya, maka akan
muncul rasa tidak enak badan, atau yang lebih sering kita sebut dengan kata
“sakit”. Namun demikian, ada juga kasus dimana sekalipun gizi yang masuk sudah
memenuhi standar, tubuh tetap tidak dapat memprosesnya karena di dalam tubuh
sudah bersarang suatu bakteri. Lalu, apa hubungannya dengan kerohanian kita?
Terlebih kita sebagai umat Kristen yang terkenal dengan ajaran kasih?
Yehezkiel
36:26-27 “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh
yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras
dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu
dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang
pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” Ibarat gizi di atas, kita
yang percaya akan keselamatan dari penebusan Kristus, maka Dia tinggal didalam
kita (Kita menerima Gizi’). Menurut ayat ini, dengan ‘Gizi’ yang sudah
terpenuhi sempurna, sejatinya kita akan menghasilkan buah-buah yang segar,
namun benarkah kita sudah menghasilkan yang demikian?
1
Yohanes 4:20 berkata, “Jikalau seorang berkata: ”Aku
mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya.“ Adalah palsu jika kita mengaku mencintai
Pencipta tetapi membenci yang dicipta.
Tuhan
telah mengajarkan kita 2 hukum yang terutama, yakni mengasihi-Nya dan sesama
dengan segenap aspek kehidupan kita, layaknya kita mengasihi diri kita sendiri
(Matius 22:36-40).
Kenapa
Tuhan mengakhiri perkataan-Nya dengan kalimat ini: “seperti dirimu sendiri”?
Karena Tuhan tahu, sifat dosa hanya berpusat pada diri sendiri. Lalu dimana
Roh-Nya (kitab Yehezkiel tadi) yang dikatakan akan mengubahkan kita? Roh Kudus
memang sudah ada didalam kita, namun kitalah yang mengabaikan peringatan halus
Roh-Nya ini. Kita tidak membiarkan-Nya menerangi karena kita ‘mengurung-Nya’
dengan sikap-sikap dosa kita. Jangan kita keterusan karena bisa saja Dia akan
memberikan peringatan berat kepada kita.
Matius
6:21 “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Apa yang
menjadi harta kita saat ini? Mungkin bukan soal materiil, tetapi dapat berupa
harga diri kita, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ke-aku-an kita.
Hakim-hakim
7:20 (FAYH) “(16)Ia membagi ketiga ratus orangnya
menjadi tiga pasukan dan memberi kepada mereka masing-masing sebuah trompet dan
buyung kosong dengan obor di dalamnya. (20)Secara serentak mereka meniup trompet
masing-masing dan memecahkan buyungnya, sehingga obor-obor mereka menyala-nyala
di malam yang gelap.”
Karena
itu jangan terus-terusan mengagungkan diri kita yang sebenarnya lemah ini. Mari
pecahkan bejana/ ‘bakteri’ (kurung kedagingan) kita, agar ‘GIZI’ (Terang =
Allah) dapat bekerja sempurna. 1 Petrus 3:3-4 “Perhiasanmu
janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan
emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah
manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang
berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata
Allah.”
Mazmur
90:12 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami
sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Yuk mari rendahkan
diri, selagi belum terlambat. Biarkan diri kita dipimpin-Nya agar Terang-Nya
mengubahkan kita. Agar sekeliling kita melihat kita sebagai pribadi yang segar,
sehingga dapat memetik buah yang baik dari kita.
-Koordinator Multimedia,Ivan Satria.W

Komentar
Posting Komentar