Taat Mengerjakan Perintah Allah
Kisah Para Rasul 2:1-4
Beberapa waktu lalu, kita
memperingati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada Para Rasul di Yerusalem pada
hari Pentakosta. Peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada Para Rasul merupakan penggenapan
dari salah satu hari raya besar agama Yahudi yang disebut Shavuot atau
“festival panen raya” dan terbukti pada saat itu ketika Rasul Petrus
memberitakan Injil setelah menerima Roh Kudus, ada 3.000 orang yang bertobat.
Hari raya Shavuot dirayakan 50 hari setelah hari raya Paskah dan dikarenakan
Shavuot dirayakan bertepatan dengan 50 hari setelah Paskah, orang Yunani
Helenistik kemudian menyebutnya Pentakosta yang berarti hari kelima puluh. Hari
Raya Paskah sendiri telah digenapi dengan peristiwa kebangkitan Yesus dari
kematian setalh mati di kayu salib.
Dalam Imamat 23, selain
hari raya Paskah dan Pentakosta, Allah memerintahkan orang Yahudi merayakan
Hari Raya Pondok Daun yang juga merupakan hari raya terakhir. Allah
memerintahkan orang Yahudi untuk membangun pondok-pondok daun dan mereka harus
tinggal di dalamnya selama tujuh hari. Sekarang orang Yahudi memperingati Hari
Raya Pondok Daun dengan mendirikan pondok-pondok daun untuk menyambut tujuh
tamu, yaitu Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Yusuf, dan Daud yang dipercaya
akan datang ke pondok yang dibuat itu selama festival tersebut berlangsung.
Beberapa pengajaran menyebutkan bahwa Hari Raya Pondok Daun akan digenapi
dengan kedatangan Yesus yang kedua sesuai dengan yang dijanjikan-Nya (Yohanes
14:1-3).
Dengan digenapinya
nubuat-nubuat Allah tersebut maka semakin terlihat bahwa Kekristenan memiliki
tujuan yang jelas dan pasti. Kita patut bersyukur karena Allah sudah
memberitahukan semua yang akan terjadi melalui nubuat-nubuatan yang diberikan,
sehingga kita dapat mengetahui apa yang akan terjadi dan kita dapat
mempersiapkan diri untuk menyambut janji Allah tersebut.
Pertanyaannya adalah sampai
kapan kita menantikan kedatangan Yesus yang kedua dan apa yang harus kita
kerjakan? Berbicara tentang penantian akan janji Allah, dalam Perjanjian Lama
terdapat perikop yang menceritakan tentang ketaatan Nuh menantikan janji Allah
(Kejadian 6:1-22). Allah memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera karena
Allah akan menghukum manusia dengan air bah. Nuh saat itu dengan taat
mengerjakan pembuatan bahtera yang memakan waktu sekitar 100 tahun. (Kejadian
6:22) Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang
diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
Walaupun seakan-akan apa yang dikatakan Allah itu tidak terjadi, tetapi karena
ketaatannya maka akhirnya Nuh dan keluarganya dapat selamat pada saat air bah
yang dikatakan Allah itu datang.
Melalui apa yang dialami oleh
Nuh, dapat kita lihat bahwa perkataan Allah pasti terjadi dan yang harus kita
lakukan sampai hari itu datang adalah taat mengerjakan perintah Allah.
Mengerjakan perintah Allah tidak dapat dllakukan hanya setengah-setengah saja
dan berhenti sebelum harinya tiba. Bisa kita bayangkan jika Nuh tidak taat
membuat bahtera sampai selesai, maka ketika air bah itu datang, Nuh dan
keluarganya tetap tidak akan selamat. Jadi mengerjakan perintah Allah harus terus
kita lakukan sampai Yesus datang kedua kali atau sampai akhir hidup kita di
dunia.
Perintah
bagi pengikut Yesus Kristus
1. Memberitakan
Injil
Matius 28:16-20
Yesus memerintahkan para murid untuk pergi
memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya dan membaptis
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Perintah ini tidak berhenti pada
Para Rasul saja, tetapi berlaku terus untuk semua yang sudah menjadi murid
Yesus. Jika kita mengaku percaya kepada Yesus, maka kita adalah murid Yesus dan
secara otomatis perintah untuk memberitakan Injil juga merupakan perintah bagi
kita. Kerinduan Yesus adalah semua orang diselamatkan, sehingga perintah
memberitakan Injil tidak akan pernah berakhir sampai Yesus sendiri yang
menyatakannya (1 Timotius 2:4 (TSI3) Dan sebagai Penyelamat, Dia
menginginkan agar setiap orang diselamatkan dan mengenal ajaran benar tentang
Kristus, 2 Petrus 3:9 TB …, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang
binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
2. Melayani
Gereja
Matius 25:24-30
Dalam
perumpamaan talenta yang diberikan oleh Yesus, hamba yang menerima satu talenta
dikategorikan sebagai hamba yang jahat karena ia hanya menguburkan talenta yang
ia terima dari tuannya ke dalam tanah sehingga ia dimasukkan ke dalam tempat
ratap dan kertak gigi. “Tanah” dalam perumpaan ini sebenarnya menggambarkan
dunia. Jadi kalau kita memberikan talenta (kasih karunia) yang kita terima dari
Tuhan kepada dunia, maka sama saja kita menguburkan talenta yang kita terima ke
dalam tanah dan pada saat Tuhan datang kembali (Yesus datang yang kedua
kalinya), kita tidak akan dapat masuk ke dalam Yesus berada. Kondisi inilah yang
menimbulkan rasa penyesalan yang sangat dalam sehingga dikatakan masuk ke dalam
tempat yang penuh ratap dan kertak gigi. Jadi tempat ratap dan kertak gigi sebenarnya
bukanlah penghukuman yang diberikan Tuhan, melainkan timbul akibat rasa
penyesalan karena tidak dapat turut ke dalam kebahagiaan Tuhan akibat tidak
menjalankan perintah selama hidup.
Dalam perumpamaan tersebut, Yesus
meminta untuk kita menjalankan setiap talenta yang telah diberikan-Nya. Kepada
hamba yang menerima satu talenta, Yesus berkata bahwa seharusnya talenta itu
diberikan kepada orang yang menjalankan uang (TSI: Bank) sehingga Ia dapat
menikmati bunganya. “Orang yang menjalankan uang” atau dalam versi TSI dipakai
kata “bank” adalah berbicara tentang gereja. Karena hanya gerejalah tempat dimana
orang dapat bersama-sama mengerjakan talenta yang telah ia terima, sehingga
Yesus dapat menikmati hasilnya. Jadi secara langsung Yesus memerintahkan kepada
kita untuk melayani gereja dan melalui pelayanan kita di gereja, sehingga Ia
dapat menikmati kita. Maka dari itu jangan pernah menyepelekan pelayanan di
gereja, karena Yesus sendiri yang memerintahkan hal tersebut dan melalui
melayani gereja, kita dapat dikategorikan sebagai hamba yang baik sehingga kita
layak untuk dapat masuk ke dalam kebahagiaan-Nya.
Menjadi pelayan tidak boleh
setengah-setengah, artinya kita tidak boleh hanya memberikan sebagian hidup
kita untuk melayani Yesus dan sebagian lagi untuk melayani dunia atau hidup
kita sendiri. Kita harus memberikan semua yang ada dalam hidup kita karena
Yesus hanya dapat kita peroleh dengan kita memberikan semua yang ada dalam
hidup kita. (Matius 13:44-46) Dalam perumpaan tentang harta terpendam
dan mutiara yang berharga, jelas Yesus gambarkan bahwa untuk memperoleh harta
terpendam dan mutiara yang berharga, orang-orang itu harus menjual seluruh harta
miliknya. Kata “seluruh” berarti tidak ada yang tersisa lagi. Jika orang
tersebut hanya menjual setengah hartanya saja, maka uang yang ia peroleh tidak
dapat untuk membeli tanah tempat dimana harta itu terpendam atau mutiara
tersebut. Jadi untuk memperoleh Yesus kita harus menyerahkan seluruh hidup
kita. Ini berarti semua hal yang kita kerjakan adalah untuk Dia, termasuk dalam
hal pelayanan. Jangan sampai masih ada pikiran bahwa kita melayani untuk
mendapat berkat atau agar hidup kita tidak susah, karena itu sama saja kita
tidak menyerahkan hati kita sepenuhnya. Jadi pelayanan yang benar adalah untuk
kepentingan Yesus saja tanpa ada kepentingan kita. Paulus juga mengajarkan
untuk belajar melupakan hak dan lebih mementingkan kepentingan orang lain (Filipi 2:1-4; 1 Korintus 9:11-12 TSI). Paulus sadar bahwa ia hanyalah
seorang hamba Yesus (Roma 1:1). Kata “hamba” dalam ayat tersebut pada
bahasa aslinya menggunakan kata “doulos” yang memiliki arti budak.
Melalui perumpaan tentang
harta terpendam dan mutiara yang berharga tersebut, kita juga dapat melihat
bahwa Yesus hanya meminta kita memberikan apa yang ada pada kita saat itu. Jadi
kita tidak perlu mencari di luar dari diri kita untuk dapat melayani Yesus.
Tidak ada alasan lagi untuk kita tidak melayani Yesus, kita tidak perlu
menunggu kita pandai bermain musik atau pandai menyanyi atau pandai memasak
atau yang lainnya baru kita mau melayani Yesus, karena Yesus hanya meminta yang
ada pada diri kita saat ini. Bahkan jika kita sungguh-sungguh, maka dengan
melayani maka Tuhan yang akan menambahkan sesuatu dalam hidup kita yang
sebelumnya tidak kita punyai sehingga kita dapat melayani-Nya lebih baik lagi.
Seorang pelayan juga tidak
boleh lagi hidup sembarangan, ia harus hidup sesuai dengan kebenaran Allah. Hidup
pengikut Yesus Kristus akan selalu dilihat oleh dunia, maka dari itu jangan
sampai mulut kita memberitakan Firman, tetapi hidup kita tidak melakukan Firman
tersebut, sehingga orang dunia akan menghina nama Yesus Kristus karena hidup
kita yang sembarangan. Dengan kita hidup sesuai kebenaran maka melalui hidup
kita orang dunia akan rindu untuk mengenal Yesus Kristus. Dalam 2 Petrus
1:5-7 TSI Paulus mengajarkan bagaimana kita hidup sesuai kehendak Allah, yaitu:
1. Melakukan
perbuatan baik
2. Memiliki
pengetahuan cara hidup bijaksana
3. Memiliki
penguasaan diri
4. Bertahan
dalam kesusahan/penderitaan
5. Hidup
semakin sesuai kehendak Allah
6. Mengasihi
saudara seiman
7. Nyatakan
kasih kepada semua orang dengan perbuatan.
Ketujuh hal tersebut harus
dimiliki setiap pelayan Tuhan dan tidak boleh ada yang diabaikan. Terlebih lagi
hal mengasihi saudara seiman terutama di dalam gereja. Hal ini adalah poin yang
sangat penting, karena jika terbangun kasih antar sesama anggota gereja, maka
gereja akan kuat dan tidak akan mudah digoyahkan oleh iblis, sehingga pekerjaan
gereja dalam melayani jemaat dan pemberitaan Injil dapat terus berjalan. Hari
ini banyak perpecahan gereja karena tidak ada lagi kasih antar sesama saudara
seiman sehingga gereja sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak dapat bergerak
untuk memberitakan Injil keluar. Inilah yang harus kita hindari, mari mulai
dari diri sendiri belajar untuk dapat mengasihi saudara seiman kita di dalam
gereja kita, agar pekerjaan Allah dalam gereja dapat terus berjalan dan kita
semua juga dapat bertumbuh.
Kesimpulannya adalah Kedatangan
Tuhan Yesus yang kedua itu pasti. Sekarang sambil menantikan hari itu tiba kita
harus mengerjakan perintah-Nya yaitu: memberitakan Injil dan melayani gereja, agar
pada saat hari itu tiba kita termasuk ke dalam bagian hamba yang baik yang
layak untuk masuk dan turut dalam kebahagiaan Tuan.
Kita patut bersyukur bahwa
Yesus tidak membiarkan kita berjuang sendiri. Yesus telah mengutus Roh Kudus yang
adalah Roh Allah sendiri untuk memimpin, memberikan kuasa, pertolongan, serta
memberikan hikmat dalam kita mengerjakan perintah-Nya. Sekarang bagian kita
adalah selalu mengandalkan dan mendengarkan Roh Kudus, melayani dengan motivasi
yang benar, saling mengasihi, serta mempersiapkan diri untuk menjadi bagian
dalam pemberitaan Injil.
Tuhan Yesus memberkati
Eri Dwi Prasetyo

Komentar
Posting Komentar